Kemurahan
Allah
"Dari ganjaran untuk persiapan ifthar
dan kemudahan kaum Hawa dalam mendapatkan ’malam seribu bulan’, nyata betapa
Maha Pemurah-Nya Allah, khususnya terhadap kaum perempuan. "
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana
Allah memuliakan semua hamba-Nya. Kemuliaan dilimpahkan oleh Allah ke atas
langit dunia, tinggal menunggu siapa-siapa yang sudi meraihnya. Siapa yang mau
berusaha menggapai rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, tentu bisa
menggenggam kemuliaan itu.
Baik muslimin maupun muslimah
sama-sama berpeluang meraih segala keutamaan Ramadhan. Kendati kaum Hawa lebih
banyak bergiat di rumah daripada kaum Adam, sesungguhnya tak ada beda pahala
yang disediakan Allah bagi keduanya. Meski terkadang para muslimah harus batal
shaum karena ’kedatangan tamu’, tetap saja tak mengurangi jamuan Allah di bulan
yang suci ini. Pahala mereka ketika meng-qadha shaum Ramadhan-nya yang terpaksa
batal, sama saja dengan pahala yang disediakan Allah pada syahrur-ramadhan,
padahal qadha shaum itu tentunya dilakukan diluar Ramadhan. Malah pada hakikatnya pahala tersebut bisa
berlipat-ganda, bila ’kedatangan tamu’ itu membuatnya ridha dan tidak berkeluh
kesah, menjadi iri terhadap kaum lelaki atau sesama jenisnya yang ditakdirkan
belum atau tidak ’kedatangan tamu.’
Sesungguhnya Allah telah
memudahkan kaum Hawa, dalam beribadah kepada Allah dan melayani kaum kerabatnya
selama bulan Ramadhan. Pahalanya bisa berlipat-lipat, dan caranyapun sudah sangat disederhanakan, menurut ketentuan
dalam Al Qur’an maupun hadits. Setidaknya untuk urusan persiapan buka dan
sahur, untuk urusan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir, peluang muslimah untuk
meraih pahala lebih besar, sedang teknisnyapun lebih mudah ketimbang syarat
yang harus dipenuhi oleh setiap lelaki muslim.
Untuk perkara buka shaum
ataupun sahur, para ibu atau istri, pada khususnya, menjadi andalan suami dan
anak-anaknya. Tugas mereka adalah menyediakan, menyiapkan, memasakkan hidangan
untuk suami dan anak-anak, untuk buka shaum ataupun bersantap sahur. Ganjaran
Allah untuk para ibu dan para istri yang sigap menyiapkan penganan untuk mereka
yang berpuasa itu, termaktub dalam hadits yang di-shahih-kan oleh Imam Ibnu
Khuzaimah dan Imam Baihaqi. Bunyi haditsnya adalah : Rasulullah SAW bersabda :
”Barangsiapa yang didalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang
berpuasa, niscaya hal itu menjadi (sebab) ampunan dari dosa-dosanya, dan
pembebasan dirinya dari api neraka.” Sedang syarat mendapat pahala yang
dimaksud dalam hadits ini cukup dengan memberi sebutir kurma, bisa dibayangkan
betapa besar pahala yang dilimpahkan oleh Allah terhadap kaum perempuan, yang
biasanya berupaya menyediakan hidangan buka shaum dan santap sahur yang lebih
istimewa, ketimbang bulan-bulan diluar Ramadhan.
Untuk urusan i’tikaf pada
sepuluh hari terakhir, kaum wanita cukup melakukan ibadah di mushola atau
tempat ia biasa shalat didalam rumahnya. Di tempat ia biasa shalat dan
bermunajat kepada Allah itu, kaum Hawa disunnahkan untuk memperbanyak ibadah
dan taqorrub kepada Allah SWT , seperti shalat, membaca al-Qur'an, tasbih,
tahmid, tahlil, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi SAW, do'a dan
sebagainya. Meskipun begitu, bukan berarti seorang muslimah tidak boleh
ber-i’tikaf di masjid.
Ketentuan i’tikaf di mushola
rumah itu tidak berlaku bagi kaum pria.
Sebagaimana Rasulullah SAW telah mencontohkan, menyimak penyebab
batalnya i’tikaf, yaitu : ”Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa
keperluan.”(Panduan I’tikaf, Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia, Jepang),
maka kaum pria dikatakan sedang ber-i’tikaf disaat ia berdiam di masjid, bukan
dalam mushola rumah. Bila kaum Hawa bisa meraih pahala seribu bulan cukup
dengan ber-i’tikaf dalam mushola rumahnya, maka kaum Adam mesti melakukan
i’tikaf di masjid untuk mendapatkan malam lailatul qadr. Demikianlah
ketentuannya.
Kesempatan ibadah, peluang
partisipasi serta janji ganjaran yang Allah limpahkan terhadap kaum Hawa di
bulan Ramadhan ini, nyata sedemikian besarnya. Dari ganjaran untuk persiapan ifthar
dan kemudahan kaum Hawa dalam mendapatkan ’malam seribu bulan’, nyata betapa
Maha Pemurah-Nya Allah, khususnya terhadap kaum perempuan. Semoga ukhti-ukhti
sudi merenungkan hikmah dibalik kemurahan-Nya itu, serta makin bersemangat
dalam meraih keutamaan-keutamaan ibadah lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar